BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Salah satu
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru propesional adalah kemampuan
mengorganisasi pelajaran dikelas, untuk melakukan tugas tersebut hendaknya guru
memiliki ketrampilan bagaimana merencanakan pembelajaran. Dalam makalah ini
diuraikan tentang dimensi dan struktur Pendidikan IPS (PIPS) yang akan menjadi
dasar dan sumber pembelajaran khususnya dalam pengorganisasian materi yang diselenggarakan
oleh guru. Proses pembelajaran di kelas untuk para siswa hendaknya dapat
mengarakan, membimbing, dan mempermudah mereka dalam penguasaan sejumlah konsep
dasar sehingga mereka dapat membentukstruktur ilmu pengetahuannya sendiri.
Ppenguasaan dan pengembangan dimensi dan struktur pembelajaran dalam IPS sangat
penting karena siswa sekolah menengah diharapkan mampu berfikir abstrak dan
parsial, spesialis dan analitil. Untuk memfasilitasi kebutuhan ini calon guru
harus mempersiapkan model-model pembelajaran yang tepat serta didukung oleh
kemampuan penguasaan terhadap dimensi PIPS danstrukturnya.
B.
Rumusan
masalah
1.
Bagaimana dimensi pengetahuan (knowledge) dalam pembelajaran IPS?
2.
Bagaimana dimensi ketrampilas (skills) dalam
pembelajaran IPS?
3.
Bagaimana dimensi nilai dan sikap (values dan
atittudes) dalam pembelajaran IPS?
4.
Apa yang dimaksud dengan dimensi tindakan
(action) dalam pembelajaran IPS?
C.
Tujuan
penelitian
1.
Memahami bagaimana dimensi pengetahuan
(knowledge) dalam pendidikan IPS?
2.
Memahami bagaimana dimensi ketrampialn (skill) dalam
pendidikan IPS?
3.
Memahami bagaimana dimensi nilai dan sikap (
values and atittudes) dalam pembelajaran IPS?
4.
Memahami apa yang dimaksud dimensi tindakan
(action) dalam pembelajaran IPS?
BAB II
PEMBAHASAN
Dimensi dan
Struktur Pendidikan IPS
A.
Dimensi IPS
DimensiIPS
Dimensi dan
struktur pendidikan IPS merupakan dasar dari sumber pembelajaran khususnya
dalam pengorganisasian materi yang diselenggarakan oleh guru,agar dapat
mengarahkan, membimbing dan mempermudah penguasaan sejumlah konsep dasar
sehingga mereka dapat membentuk struktur pengetahuan mereka sendiri. Tugas ini
sebenarnya tidak mudah mengingat kemampuan siswa sekolah memiliki latar
belakang kemampuan dan lingkungan belajar yanng berbeda.oleh karna itu, sangat
perlu ada upaya pencarian dan penerapan model pembelajaran agar proses belajar
mengajar lebih berkualitas.
Penguasaan
dan pengembangan dimensi dan struktur pembelajaran dalam PIPS Sangat penting
bagi guru karna siswa sekolah menengah
diharapkan telah mempunyai kemampuan berfikir abstrak dan parsial atau
spesialis serta berfikir analitis. Untuk memfasilitasi kebutuhan ini calon guru
perlu memepersiapkan model pembelajaran yang tepat yang didukung oleh kemampuan
penguasaan terhadap dimensi PIPS dan strukturnya.
Program
pendidikan IPS yang komprehensif adalah program yang mencakup empat dimensi
meliputi:
1.
Dimensi pengetahuan
(knowledge)
2.
Dimensi
ketrampilan (skils)
3.
Dimensi nilai dan
sikap (values and atitudes)
4.
Dimensi tindakan (action)
walawpun
empat dimensi ini memiliki karakteristik tersendiri dan berbeda satu sama lain,
namun dalam proses pembelajaran dimensi ini saling tumpang tindih dan saling
melengkapi untuk kepentingan analisis akademik.
1.
Dimensi pengetahuan (knowledge)
Setiap orang memiliki wawasan tentang pengetahuan sosial
yang berbeda-beda.ada yang berpendapat bahwa pengetahuan sosial meliputi
peristiwa yang terjadi di lingkungan masyarakat tertentu.Ada pula yang
mengemukakan bahwa pengetahuan sosial mencakup keyakinan-keyakinan dan pengalaman
belajar siswa secara konseptual, pengetahuan (knowledge) mencakup:
a.
Fakta
Fakta adalah
data yang spesifik tentang peristiwa,objek, orang dan hal-hal yang terjadi
(peristiwa). Dalam pembelajaran PIPS, diharapkan siswa mengenal berbagai jenis
fakta khususnya yang terkait dalam kehidupannya. Beberapa fakta yang dapat
dibelajarkan kepada siswa kelas 1 misalnya, sebagai berikut:
·
Ada sepuluh siswa
di kelas yang memiliki mainan.
·
Siswa perempuan
berjumlah lima belas orang.
·
Siswa laki-laki
bermain bola pada hari sabtu.
Pada dasarnya,
fakta yang disajikan untuk para siswa hendaknya disesuaikan dengan usia dan
tingkat kemampuan berfikirnya. Secara umum, fakta untuk siswa SD hendaknya
berupa peristiwa, objek, dan hal-hal yang bersifat konkret. Oleh karna itu, guru
perlu mengupayakan agar fakta disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas
masing- masing.
b.
Konsep
Konsep
merupakan kata-kata atau frase yang mengelompokan, berkategori dan memberikan
arti terhadap kelompok-kelompok fakta yang berkaitan. Konsep yang merujuk pada
suatu hal atau unsur kolektif yang diberi label namun, konsep akan selalu
direvisi disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa. Beberapa contoh konsep
menurut disiplin ilmu-ilmu sosial, sebagai berikut.
|
tradisi
perubahan
kontinuitas
konflik
kooperasi
nasionalisme
kolonialisme
imperalisme
revolusi
|
Perilaku
kerja kelompok
hubungan antar-kelompok
persepsi
fungsi individu
keragaman
pengembangan
|
lokasi
pola ruang
jarak
saling
wilayah
distribusi
lingkungan
perubahan
tempat
difusi budaya
|
budaya
tradisi
keyakinan
akulturasi
kekerabatan
adaptasi
ritual
perubahan
budaya
etnosentris
|
|
SEJARAH
|
PSIKOLOGI
|
GEOGRAFI
|
ANTROPOLOGI
|
|
POLITIK
|
SOSIOLOGI
|
EKONOMI
|
|
Pengambilan
keputusan
otoritas
kekuasaan
negara
konflik
keadilan
ham
tanggung jawab
demokrasi
|
masyarakat
sosialisasi
peran
status
stratifikasi social
norma dan sanksi
nilai
konflik social
mobilitas social
otoritas
|
produksi
distribusi
spesialisasi
pembagian kerja
konsumsi
kelangkaan
permintaan
penawaran
saling ketergantungan
teknologi
|
Konsep dasar
yang relevan untuk pembelajaran PIPS diambil terutama dari disiplin ilmu- ilmu
sosial. Banyak konsep yang terkait dengan lebih dari satu disiplin, isu-isu
sosial, dan tema-tema yang berasal dari banyak disiplin ilmu sosial. Konsep-
konsep tersebut tergantung pula pada jenjang dan kelas sekolah, misalnya konsep
“keluarga” dapat diambil dari sejarah, antropologi, sosiolagi, bahkan ekonomi.
Demikian pula konsep diatas “pariwisata” dapat di dari disiplin geografi,
sosiologi, sejarah, bahkan politik.
Konsep yang
dibentuk secara multi disiplin, seperti multi kultural, lingkungan, urbanisasi,
perdamaian, urbanisasi dan globalisasi, berasal dari konsep disiplin
tradisional dan menjadi pemerkaya bagi kajian IPS. Konsep-konsep ini muncul
karena adanya kepedulian dan persepsi sosial serta munculnya permasalahan
sosial yang semakin komplek. Hal ini telah dipandang sebagai cara alternatif
dalam mengorganisasikan konsep-konsep IPS.
c.
Generalisasi
Generalisasi merupakan suatu ungkapan/pernyataan dari dua
atau lebih konsep yang saling terkait.generalisasi memiliki tingkat
kompleksitas isi disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa misalnya,
·
Apabila orang tidak
mau memelihara hewan peliharaanya, maka hewan tersebut pasti akan mati.
·
Memelihara hewan
peliharaan dapat berakibat bagi orang lain disamping bagi pemiliknya sendiri.
Pengembangan konsep dan generalisasi adalah proses
mengorganisir dan memaknai sejumlah fakta dan cara hidup bermasyarakat. Merumuskan
generalisasi dan mengembangkan konsep merupakan tujuan pembelajaran IPS yang
harus dicapai oleh para siswa dengan bimbingan guru. Misalnya bagi anak-anak
kelas rendah, rumusan generalisasi disesuaikan dengan konsep dan kemampuan tingkat
berfikir.’’ Semakin bertambah usia seseorang, semakin berbeda dalam kemampuan
berkerja”. “Perubahan dalam teknologi dapat mengakibatkan perubahan yang tidak
diperkirakan, mungkin baik atau buruk’’. Hubungan antara generalisasi dan fakta
bersifat dinamis, memperkenalkan informasi baru yang dapat mendorong siswa
untuk merumuskan generalisasi merupakan cara yang baik untuk mengkondisikan
terjadinya proses belajar bagi siswa.dengan informasi baru para siswa dapat
mengubah dan memperbaiki generalisasi yang telah dirumuskan terdahulu.
2.
Dimensi keterampilan (skills)
Pendidikan
IPS sangat memperhatikan dimensi keterampilan disamping pemahaman dalam dimensi
pengetahuan. Kecakapan pengolah dan penerapan informasi merupakan ketrampilan yang
sangat penting dalam mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang mampu
berpartisipasi secara cerdas dalam masyarakat demokratis. Oleh karna itu,
berikut diuraikan beberapa ketrampilan yang diperlukan sehingga menjadi unsur
dalam dimensi IPS dalam proses pembelajaran.
a.
Ketrampilan dalam
meneliti
b.
Ketrampilan
berfikir
c.
Ketrampilan
partisipasi sosial
d.
Ketrampilan
berkomunikasi
Semua ketrampilan dalam pembelajaran IPS sangat
diperlukan dan akan memberikan kontribusi dalam proses inkuiri sebagai
pendekatan utama dalam pemblajaran IPS.
a. Ketrampilan meneliti
Ketrampilan ini diperlukan untuk mengumpulkan dan
mengelola data. Tentu banyak definisi atau pengertian penelitian, namun secara
umum penelitian mencakup sejumlah aktifitas sebagai berikut:
·
Mengidentifikasikan
atau mengumpulkan masalah atau isu
·
Mengumpulkan dan
mengelola data
·
Menafsirkan data
·
Menganalisis data
·
Menilai bukti-bukti
yang ditemukan
·
Menyimpulkan
·
Menerapkan hasil
temuan dalam konteks yang berbeda
·
Membuat
pertimbangan nilai
b. Ketrampilan berfikir
Sejumlah ketrampilan berfikir banyak berkontribusi
terhadap pemecahan masalah dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat secara
efektif. Untuk mengembangkan ketrampilan berfikir pada diri siswa perlu ada
penguasaan terhadap bagian-bagian yang lebih khusus. Ketrampilan berfikir
tersebut serta melatihnya di kelas. Misalnya apa ketrampilan berfikir kritis
dan kreatif? Bagaimana ketrampilan berfikir kritis dan kreatif? Bagaimana
ketrmpilan berfikir kritis dan kreatif bagi siswa, ketrampilan berfikir kreatif
ini dapat membantu siswa dalam pembelajaran yang efektif di kelas. Beberapa
ketrampilan berfikir yang dikembangkan oleh guru di kelas untuk para siswa
meliputi.dikembangkan oleh guru di kelas untuk para siswa meliputi:
·
Mengkaji dan
menilai data secara kritis
·
Merencanakan
·
Merumuskan faktor
sebab akibat
·
Memprediksikan
hasil dari suatu kegiatan
·
Menyarankan apa
yang akan ditimbulkan dari suatu peristiwa atau perbuatan
·
Curah pendapat
·
Berspekulasi
tentang masa depan
·
Menyarankan
berbagai solusi alternatif
·
Mengajukan pendapat
dari oersoektif yang berbeda
c. Ketrampilan partisipasi sosial.
Dalam belajar IPS, siswa perlu dibelajarkan bagaimana
berinteraksi dan bekerja sama dengan peran lain. Keahlian bekerja dalam
kelompok sangat penting karna dalam kehidupan masyarakat begitu banyak orang
yang menggantungkan hidup melalui kelompok. Beberapa ketrampilan partisipasi
sosial yang perlu dibelajarkan oleh guru meliputi:
·
Mengidentifikasi
akibat dari perbuatan dan pengaruh ucapan terhadap orang lain
·
Menunjukkan rasa
hormat dan perhatian terhadap orang lain
·
Berbagi tugas dan
pekerjaan dengan orang lain
·
Berbuat efektif
sebagai anggota kelompok
·
Mengambil berbagai
peran kelompok
·
Menerima kritik dan
saran
·
Menyesuaikan
kemampuan dan tugas yang harus diselesaikan
d. Ketrampilan berkomunikasi
Pembelajaran merupakan upaya untuk mendewasakan anak
manusia. Salah satu ciri seseorang yang dewasa adalah mereka yang mampu
berkomunikasi dengan orang lain secara baik. Oleh karna itu pengembangan
kemampuan berkomunikasi merupakan aspek yang penting dari pendekatan
pembelajaran IPS khususnya dalam inkuiri sosial. Setiap siswa perlu diberi
kesempatan untuk mengungkapkan pemahaman dan perasaanya secara jelas, efektif
dan kreatif. Walawpun bahasa tulisan dan lisan telah menjadi alat berkomunikasi
yang paling bias, guru hendaknya selalu mendorong para siswa untuk
mengungkapkan gagasannya dalam bentuk lain, seperti dalam film, drama, seni
(suara, tari, lukis), pertunjukan, foto bahkan dalam bentuk peta. Para siswa
hendaknya dimotifasi agar menjadi pembicara dan pendengar yang baik.
3. Dimensi nilai
dan sikap (values and attitudes)
Pada
hakikatnya, nilai merupakan sesuatu yang berharga. Nilai yang dimaksud disini
adalah seprangkat keyakinan atau prinsip prilaku yang telah mempribadi dalam diri
seorang atau kelompok masyarakat tertentu yang terungkap ketika berfikir atau
bertindak. Umumnya, nilai dipelajari sebagai hasil dari pergaulan atau
komunikasi antarindividu dalam kelompok seperti keluarga, himpunan keagamaan,
kelompok masyarakat atau persatuan dari orang-orang yang satu tujuan. Nilai
yang ada dalam masyarakat sangat bervariasi sesuai dengan tingkat keragaman
kelompok masyarakat. Heterogenitas nilai ini menimbulkan masalah tersendiri
bagi guru dalam pembelajaran IPS di kelas. Di satu pihak nilai dapat masuk ke
dalam masyarakat dan tidak mungkin steril
dari isu-isu yang sedang menerpa dan terhindar dalam masyarakat
demokratis. Agar ada kejelasan dalam mengkaji nilai di masyarakat, maka nilai
dapat dibedakan menjadi dua.
a.
Nilai substantif
Nilai substantif adalah keyakinan yang telah dipegang
seseorang dan umumnya hasil belajar, bukan sekedar menanamkan atau menyampaikan
informasi semata. Dalam pembelajaran nilai substantif, para siswa perlu
memahami proses-proses. Lembaga-lembaga dan aturan aturan untuk memmecahkan
konflik dalam masyarakat demokratis. Dengan itu siswa mengetahui ada keragaman
nilai dalam masyarakat dan mereka perlu mengetahui isi nilai dan implikasi dari
nilai-nilai tersebut. Dengan belajar nilai substantif, siswa seyogyanya menjadi
terampil dalam mengenal dan menganalisis kedudukan nilai dari aneka ragam
kelompok dengan mengajukan pertanyaan :
·
Apa yang dilakukan
oleh kelompok, individu, bangsa saat ini atau pada saat masa lalu?
·
Apa alasan mereka?
·
Pertunjukan apa
yang penting bagi mereka?
·
Apabila anda punya
jabatan apa yang akan anda lakukan?
Manfaat lain dari belajar nilai substantif adalah siswa
akan menyatakan bahwa dirinya memiliki nilai tertentu. Guru harus mampu
menjelaskan bahwa siswa membawa nilai yang beragam ke kelas dengan latar
belakang yang berbeda, agama dan budaya. Program pembelajaran IPS hendaknya
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan, merefleksikan, dan
mengartikulasikan nilai-nilai yang dianutnya.
b.
Nilai prosedural
peran guru dalam dimensi nilai sangat penting terutama
dalam melatih siswa sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran di kelas.
Nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara lain nilai
kemerdekaan, toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran dan menghargai
pendapat orang lain. Nilai kunci ini merupakan nalai yang menyokong masyarakat
demokratis, seperti: toleran terhadap pendapat yang berbeda.
4.
Dimensi tindakan (action)
Tindakan sosial merupakan dimensi PIPS tang sangat
penting karena tindakan dapat memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang
aktif. Dimensi sosial dapat dibelajarkan pada semua jenjang dan semua tingkat
kelas kurikulum IPS. Dimensi sosial untuk pembelajaran IPS meliputi tiga model
aktifitas sebagai berikut.
·
Percontohan
kegiatan dalam memecahkan masalah di kelas seperti cara bernegoisasi dan
bekerjasama.
·
Berkomunikasi
dengan anggota masyarakat dapat diciptakan misalnya dengan kelompok masyarakat pecinta
lingkungan masyarakat pengrajin, masyarakat petani.
·
Mengambil keputusan
dapat menjadi bagian kegiatan kelas khususnya pada saat siswa diajak melakukan
kegiatan inkuiri.
B.
Struktur IPS
Model pembelajaran alternatif untuk bidang ilmu-ilmu
sosial telah diperkenalkan dengan beragam istilah seperti model inkuiri,
problem solving, berfikir kritis, pengambilan keputusan, dan sebagainya. Model
pembelajaran lebih banyak menekankan pada pembelajaran siswa secara aktif, baik
aktif secara fisik,psikis, spiritual dan emosional.untuk menyajikan materi
penuh dengan muatan konsep, generalisasi dan teori, Marlin L.Tanack
(1969)memperkenalkan model pembelajaran konsep, generalisasi dan konstrukyang
dikenal dengan “A Model of A Structure of Knowledge” model struktur ilmu
pengetahuan. Model merupakan wakil dari sesuatu. Model dapat berupa bentuk
asli.
C.
Model struktur pengetahuan
Menurut tankck (1969) pengetahuan (knowledge) dianggap
sebagai hasil karya intelektual yang dikembangkan oleh manusia melalui proses
psikologisnya. Model ini berusaha membedakan jenis-jenis pengetahuan yang
berbeda-beda dan mengorganisasikanya dalam suatu struktur, model dapat mewakili
suatu cara bagaimana pengetahuan yang bersifat abstrak ini dapat digolongkan
dan disusun sehingga para guru dapat dengan mudah merancang pengajaran dan para
siswa lebih mudah lagi belajar. Keberhasilan dalam pengembangan model struktur
ilmu pengetahuan dapat diuji dengan jawaban atas pertanyaan: apakah guru
merancang pembelajaran tentang pengetahuan itu efektif? Dan apakah siswa
terbantu dalam belajar. Model struktur ilmu pengetahuan terdiri atas
unsur-unsur sebagai berikut:
Construct
Generalization
Concept
Fact and
attributes
c
c
|
a. Atribut
Atribut adalah karakteristik atau sifat jumlah
benda,peristiwa atau ide yang dapat dibedakan. Atribut ini adalag
ciri-ciri dianggap sama serupa atau
berbeda. Misalnya traktor yang digunakan dalam pertanian dan gergaji yang
digunakan untuk memotong kayu bukanlah barang yang sifatnya alamiah karna
dibedakan oleh atributnya “buatan manusia” . petani dan penebang kayu dan
penebang kayu yang masing-masing bekerja di bidang industri memiliki
karakteristik sebagai “pekerja”. Atribut dapat didasarkan pada fakta berupa
informasi konkrit yang dapat
diferifikasikan dari laporan orang lain atau hasil pengamatan langsung
seseorang. Misalnya bahwa pohon-pohon itu alamiah traktor itu buatan manusi,
misalnya apat dilihat atau dibaca petani dan penebang kayu sama-sama pekerja,
informasinya dapat diperoleh melalui orang lain atau melalui pengamatan
langsung. Atribut dapat diketahui menurut tingkat kesadaran yang berbeda-beda.
Beberapa atribut dapat dengan mudah dinyatakan sedangkan lainnya mungkin dapat
dipahami dan digunakan namun tidak diungkapkan.
b. Kelas
Kelas adalah pengelompokan kategori benda-benda,
peristiwa atau pemikiran. Setiap kelas meliputi benda-benda yang memiliki
kesamaan atribut dan mengabaikan atribut-atribut yang berbeda atau tidak ada
kaitanya. Contohnya petani yang menanam jagung dan menebang kayu yang
memproduksi kayu mungkin termasuk/mamiliki atribut sebagai pekerja atau mereka
dapat ditempatkan dalam kategori yang berbeda karena yang satu bekerja
menggunakan traktor sedangkan satunya bekerja menggunakan gergaji. Pengkelasa
merupakan suatu hal yang biasa dan banyak kegunaanya. Semua orang yang kita
ketahui kita tempatkan dalam beragam kelas, seperti laki-laki-perempuan,
kaya-miskin dan lainya.
c. Simbol
Simbol merupakan cara yang bermanfat untuk
mengkomunikasikan tentang kelas. Setiap kelas dapat dirujuk dengan simbol,
simbol menunjukan kelas, simbol dapat berupa kata-kata, tanda gerak mimik,
nomor angka, atau lainya. Simbol merupakan cara yang bermanfaat untuk
mengkomunikasikan tentang kelas. Kelas semua benda yang digunakan dalam
produksi mungkin cocok disebut “sumber-sumber produksi” atau “faktor-faktor
produksi”. Benda-benda seperti tanah dan pohon dapat dirujuk sebagai sumber
alam. Kelas benda-benda buatan manusia yang digunakan untuk memproduksi dapat
dinamakan “modal”. Kelompok orang yang berkerja menghasilkan sesuatu barang
disebut “tenaga kerja” (buruh) atau “ sumber daya manusia”
Gambar: kelas dan
subkelas
d. Konsep
Konsep merupakan pokok pengertian yang bersifat abstrak
yang menghubungkan orang dengan kelompok benda, peristiwa ataupun pemikiran.
Lahirnya konsep karena adanya kesadaran atribut kelas yang ditunjukan oleh
simbol.
Konsep bersifat abstrak dalam pengertian yang berkaitan
bukan dengan contoh tertentu melainkan dengan semua anggota kelas. Konsep dapat
dianggap sebagai suatu model kelompok benda yang terpikirkan konsep ‘’buruh”
misalnya, dapat dipandang sebagai kesan mental tentang semua yang memiliki ciri
umum pekerja. Dengan demikian konsep merupakan cara berfikir
menggeneralisasikan sejumlah anggota kelas yang khusus kedalam suatu contoh model yang tidak nampak termasuk
atribut semua contoh yang berbeda-beda.
Konsep bersifat subjektif dan menyatu. Semua orang
membentuk konsep dari pengalamannya sendiri. Dari pengalaman seperti mencatat
contoh-contoh dan mendengarkan diskusi yang melibatkan kelas, setiap orang akan
sadar pengertian dan atribut.
Konsep merupakan kesadaran mental internal yang
mempengaruhi perilaku yang tampak. Konsep-konsep yang digunakan dalam proses
pembelajaran dapat diperoleh dari konsep disiplin ilmu atau dari konsep yang
telah biasa digunakan di lingkungan kehidupan siswa atau masyarakat setempat.
|
Jenisperilaku yang
menunjukkanpengetahuantentangkonsep
|
Contohperilakutentangkonsepsumberdayaalam,
buruh, modal.
|
|
PENGELOMPOKAN.
Diberikansejumlahcontohgambar orang yang
berpakaianberbeda-bedasesuaidenganprofesinya,
siswaakandapatmengidentifikasicontohgambardan yang
bukancontohgambardarisuatukonsep.
|
Ketikadiberikancontohgambar:
dokter, sekretaris, turis, danbayi, kemudiandiajukanpertanyaan, gambarmankah
yang termasukkelompoktenagakerja,
siswamemilihdokterdansekretarissebagaiprofesitenagakerja, bukanturisdanbayi.
|
|
APLIKASI.
Diberikanmasalahbarudenganmemanfaatkanpengetahuankonsepumum,
siswaakanmenggunakankonsepuntukmemecahkanmasalah.
|
Apabiladitanya,
apakahperbedaanantaramengolahtanahmenggunakancangkuldanmengolahtanahmenggunakantraktor,
siswamenjawabbahwa yang pertamabanyakmemerlukanbanyaktenagakerjamanusiasedangkan
yang keduamemerlukanbanyak modal.
|
|
SINTESIS. Diberikanmotivasi,
siswaakandapatmembuatcontoh-contohkonsep yang unik.
|
Apabiladimintapendapatbagaimanacaramemanfaatkanrumputlautsebagaibahanmakanantambahandanmengemukakanapakahsumberalam,
tenagakerjadanmodalnya, siswamungkinmenjawab ‘manisanrumputlaut”
danrumputlautsebagaisumberalam (bahanmentah), mesinmengolahsebagai modal dan
operator mesinsebagaitenagakerja.
|
e. Generalisasi
Generalisasi
merupakan penekanan suatu hubungan yang terjadi antara atau
antarkelas/kelompok. Pengertian yang dimaksud dalam generalisasi dapat disebut
preposisi, hipotesis, inferensi, kesimpulan, atau prinsip. Arti generalisasi
ini biasanya dikomunikasikan secara verbal dalam suatu pernyataan, seperti
“Lembaga-lembaga sosial cenderung ada di lingkungan masyarakat manusia”.
Pernyataan ini mengandung simbol untuk membentuk generalisasi.Hubungan yang
ditegaskan dalam bentuk pernyataan, seperti “sumber daya alam, tenaga kerja dan
modal digunakan dalam berbagai proses produksi ” merupakan contoh generalisasi.
Untuk memahami suatu generalisasi, perhatikanlah beberapa prisip berikut ini:
·
Generalisasi meliputi antar dua tau lebih
konsep.
·
Generalisasi bersinggungan dengan kelas kelompok secara menyeluruh. Secara luas dapat
diterapkan hal-hal yang bersifat umum bukan hanya kepada hal-hal yang khusus
·
Generalisasi merupakan abstraksi yang tingkatnya
lebih tinggi dibanding konsep. Sebagai pengertian dari suatu hubungan abstrak
antar konsep-konsep yang abstrak, generelisasi lebih abstrak daripada konsep.
·
Generalisasi berdasarkan pada inferensi.
Generalisasi berasal dari pemikiran bukan dari pengamatan. Kita dapat dengan
mudah melihat bahwa sumber daya alam tenaga kerja, dan modal digunakan dalam
pertanian dan perhutanan.namun kita melihat bahwa semuanya dapat digunakan
dalam semua proses produksi.
·
Generalisasi merupakan penegasan yang dapat
dianggap sebagai kebenaran dan ketepatan. Apakah generalisasi itu benar dan
akurat dapat diuji. Apabila orang setuju dengan konsep-konsep yang digunakan
dalam generalisasi bahwa “sumber daya alam, tenaga kerja dan modal digunakan
dalam semua proses produksi”, dapat diuji dengan cara membuktikannya melalui
proses inkuiri.
·
Generalisasi bukan pernyataan atau penegasan
yang verbalisme melainkan pernyataan yang kebenarannya perlu dibuktikan melalui
perilaku yang tampak.
|
Jenis prilaku
generalisasi
|
ContohPerilaku
|
|
PENGELOMPOKAN. Diberikan
kasus-kasus batu, siswa akan dapat mengidentifikasikan kasus-kasus yang
positif, negatif, dan bukan kasus.
|
Ketikaditanyaapakahsumberdayaalam,
tenagakerja, dan modal digunakandalamindustri,siswadapatmenjawab “ya”
danmengidentifikasicontoh-contohsumberdayaalam, tenagakerjadan modal.
|
|
APLIKASI.
Diberikanmasalahbarudenganmemanfaatkanpengetahuankonsepumum,
siswaakanmenggunakankonsepuntukmemecahkanmasalah.
|
Apabiladitanya,
apakahperbedaanantaramengolahtanahdenganmenggunakancangkuldanmengolahtanahdenganmenggunakantraktor,
siswamungkinmenjawabbahwa yang pertamamemerlukanbanyaktenagakerjamanusia,
sedangkan yang keduabanyakmemerlukanbanyak modal.
|
|
SINTESIS. Diberimotivasi,
siswaakandapatmembuatcontoh-contohgeneralisasi yang unik.
|
Apabiladimintapendapatbagaimanamembuatkursitamu,
siswamungkinmemasukkancontoh-contohsumberdayaalam (kayu), tenagakerjadan
modal dalammenggambarkan proses produksi.
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program pendidikan ips yang komprehensif mencakup empat
dimensi yaitu:
1.
Dimensi pengetahuan
(knowledge) mencakup konsep, fakta dan generalisasi.
2.
Dimensi ketrampilan
(skills) mencakup keterampilan meneliti,
ketrampilan berfikir, ketrampilan partisipasi sosial,
ketrampilan berkomunikasi
3.
Dimensi nilai dan
sikap (values and attitudes) terdiri
dari nilai substantif dan prosedural
4.
Dimensi tindakan
(action) merupakan dimensi PIPS tang sangat penting karena tindakan dapat
memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang aktif
B.
Saran
1.
Dalam pengajaran
IPS hendaknya guru perlu ada upaya pencarian dan penerapan model-model
pembelajaran agar pembelajaran lebih berkualitas.
2.
Calon guru
hendaknya memiliki kemampuan atau ketrampilan dalam memilih model pembelajaran
yang sesuai dengan kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Supriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung : PT. Remaja
rosdakarya